web 2.0

Senin, 13 Desember 2010

Takut Sukses atau Takut Gagal?

Apakah Anda Takut Sukses atau Takut Gagal


Pernah ada yang bertanya, "Apakah takut sukses itu benar-benar ada?". Jangan-jangan cuma alasan takut gagal saja. Tapi sebelumnya kita ingin bertanya: "apa sih definisi sukses?". Kalau yg terbayang: punya mobil mewah, rumah besar, karir hebat...mmmm. ..barangkali kurang tepat. Saya lebih suka sukses dikaitkan dengan "I'm living my passion, I LOVE what I do,  I jump out of bed in the morning and can't wait to start my day, I am sharing my gifts with others...etc. "
Tapi hati-hati juga dengan kalimat manis diatas karena kita bisa terjebak di comfort zone dan tidak sadar kalau kita punya potensi. Ada satu kata yang sering dilupakan: "STRETCH". We want our success to evolve - to represent more of what we want to become. Untuk itu kita ingin stretch our zone. Dengan stretch we then make plans and take actions.

Takut gagal = gagal karena takut?
Katanya lebih banyak orang yg takut gagal daripada takut mati. Woow..kenapa ya? Kegagalan biasanya dikaitkan dengan ketidakmampuan seseorang memenuhi harapannya. Entah itu karir, bisnis, akademik atau relationship. Struktur masyarakat modern diciptakan dari konsep kompetisi. Survival for the fittest. Untuk survive, kamu harus berhasil. Kalau tidak kamu gagal dan mati. Begitulah kasarnya.
Orang yang takut gagal belum tentu orang bodoh. Namun ada mekanisme "self-sabotaging" yang ada dalam dirinya. Biasanya ini berkaitan dengan keinginan dia untuk tampil perfect. Menjadi idol yang dikagumi banyak orang. Sayangnya ia justru menjadi terbebani dengan standar perfection yang berlebihan.

Darimana asalnya?
Secara psikologis, orang yang takut sukses dan takut gagal memiliki isu sama di "willpower". Mungkin kedengarannya aneh, orang yang takut sukses willpower-nya kecil. Ia cenderung stagnant dan tidak men-challenge dirinya untuk melakukan hal-hal baru. Orang yang takut gagal justru willpower-nya besar. Tapi sayangnya ia menyalahgunakan willpower itu dengan men-sabotase dirinya sendiri. Ia bisa menyusun rencana untuk sebuah pekerjaan yang luar biasa, tapi tidak melakukan action apapun dan tiba2 perhatiannya beralih ke kegiatan yang lain.
Sekarang kita lihat belief atau pandangan apa saja yang membuat willpower tidak bisa teraktualisasikan dengan optimal.

Beliefs orang yang takut gagal
"Saya harus sempurna"
"Saya harus jadi nomor satu"
"Saya harus berhasil supaya orang-orang mengagumi saya"
"Kegagalan adalah akhir segalanya"
"Saya akan dihukum kalau saya gagal"
"Saya harus menjaga citra diri"
"Pandangan orang tentang saya harus selalu baik"

Beliefs orang yang takut sukses
"Kalau saya berubah nanti saya jadi orang lain"
"Saya menghindari tanggung jawab"
"Saya suka menunda pekerjaan"
"Saya merasa kurang berarti"
"Tidak mungkin!" , "Masa sih bisa?"
"Saya tidak tahu bagaimana melakukannya"
"Saya takut ketidakpastiaan"
Kalau kita telusuri lebih dalam, takut sukses dan takut gagal biasanya timbul karena adanya emotional atau sexual abuse di masa kecil. Core beliefnya adalah feeling unwanted. Sayangnya orang tua yang semestinya berperan positif dalam perkembangan si anak justru tanpa sadar melakukan abuse sehingga ketika beranjak dewasa si anak menjadi pribadi yang takut. Emosi si ibu pada saat mengandung tentunya juga membentuk karakter awal si anak. Lingkungan, termasuk teman2, juga berperan dalam pembangunan kejiwaan si anak. Environment affects gen.

Ciri-ciri di tubuh
Abuse ini bisa diamati dengan mudah di tubuh kita. Tubuh sebelah kiri menyimpan emotional abuse. Beberapa orang yang saya temui mengeluh tubuh sebelah kirinya pegal, lemah dan gampang sakit. Bisa ditebak, setelah ditelusuri mereka menyimpan memori emotional abuse pada saat kecil.
Tubuh sebelah kanan menyimpan sexual abuse. Gejalanya hampir mirip dengan emotional abuse. Terasa lemah, tapi juga bisa kaku dan terasa berat.
Kabar baiknya, kita bisa keluar dari kondisi terbatas ini asal punya willpower yang kuat. Terapi menfasilitasi perubahan, sementara diri sendirilah yang menjalankan perubahan itu. Willpower ini katanya menunggu untuk dibangkitkan. Bukan besok atau lusa tapi seperti orang bijak bilang, "Kalau tidak sekarang kapan lagi?"

Minggu, 21 Maret 2010

Rentak Kudo

Rentak kudo adalah budaya asli daerah kerinci yang banyak diminati kalangan masayakat di Kerinci umumnya.
Tarian ini dikenal sebagai "Rentak Kudo" karena gerakannya yang menghentak-hentak seperti kuda. Tarian ini ditarikan di dalam perayaan yang dianggap sangat sakral oleh masyarakat Kerinci. Tingginya penghormatan terhadap perayaan seni dan budaya Kerinci ini pada zaman dahulu sangat kuat sehingga dipercaya bahwa dalam setiap pementasan seni budaya ini getaran dan hentakan tari Rentak Kudo bisa terasa hingga jarak yang sangat jauh dari lokasi pementasan. Tarian ini dipersembahkan untuk merayakan hasil panen pertanian di daerah Kerinci yang secara umum adalah beras (padi) dan dilangsungkan berhari-hari tanpa henti. Kadang bila dilanda musim kemarau yang panjang, masyarakat Kerinci juga akan mementaskan kesenian ini untuk berdoa kepada Yang Maha Kuasa (menurut kepercayaan mereka masing-masing). Tujuan dari pementasan tari ini umumnya adalah untuk melestarikan pertanian dan kemakmuran masyarakat, untuk menunjukkan rasa syukur masyarakat Kerinci baik dalam musim subur maupun dalam musim kemarau untuk memohon berkah hujan.
Walaupun telah ada banyak tulisan yang menuliskan tentang asal-usul Tari Rentak Kudo, belum ditemukan sumber yang benar-benar menjelaskan asal-usul seni budaya ini di Kerinci. Hal ini diperkirakan karena sejarah Tari Rentak Kudo ini diperkirakan telah ada sejak lama sekali di daerah Kabupaten Kerinci. Menurut seniman-seniman senior (tua), kesenian ini telah dipelajari dan di laksanakan jauh sebelum mereka lahir namun asal-usulnya menjadi kabur seiring perjalanan waktu dan kurangnya perhatian dari sejarawan setempat.

Keberadaan seni tari Kerinci ini terus di jaga secara turun-temurun oleh seniman budaya Kerinci lokal dari generasi ke generasi, walaupun kerberadaannya sangat sedikit pada saat ini dan mulai pudar. Seni budaya ini sangat identik sekali dengan bahasa dan gaya bahasa masyarakat kerinci daerah Tanjung dalam menembangkanya nyayian (pengasuh) untuk mengiri kesenian dan tarian. Daerah Tanjung berada di hilir menyusuri sepanjang pinggiran sungai yang mengalir menuju Danau Kerinci. Hal ini terlihat dari lirik dan pantun serta bahasa Kerinci Hilir yang digunakan dalam mendendangkan lagu yang mengiringi gerakan tarian (pengasuh).

Minggu, 14 Februari 2010

Valentine_nya siapa...???

Hari Valentine (bahasa Inggris: Valentine's Day), pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Asal-muasalnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus. Beberapa pembaca mungkin ingin membaca entri Valentinius pula. Hari raya ini tidak mungkin diasosiasikan dengan cinta yang romantis sebelum akhir Abad Pertengahan ketika konsep-konsep macam ini diciptakan.

Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk "valentines". Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu milyar kartu valentine dikirimkan per tahun. Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.
Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga
mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.
Di Amerika Serikat hari raya ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum cinta
platonik "Happy Valentine's", yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka, ataupun, teman pria kepada teman prianya dan teman wanita kepada teman wanitanya. Sementara sebagian orang menganggap hari Valentine sebagai momen yang paling sulit, penuh tekanan sekaligus dangkal karena semakin panjang periode sebuah hubungan cinta, semakin besar tekanan yang pasangan itu alami karena menipisnya ide-ide orisinal.


Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sang sastrawan Inggris pertengahan ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14. Ia menulis di cerita Parlement of Foules (Percakapan Burung-Burung) bahwa

For this was sent on Seynt Valentyne's day ("Untuk inilah dikirim pada hari Santo Valentinus") 

When every foul cometh there to choose his mate ("Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya")

Pada zaman itu bagi para pencinta sudah lazim untuk bertukaran catatan pada hari ini dan memanggil pasangan mereka "Valentine" mereka. Sebuah kartu Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari koleksi pernaskahan British Library di London. Kemungkinan besar banyak legenda-legenda mengenai santo Valentinus diciptakan pada zaman ini. Beberapa di antaranya bercerita bahwa:

    • Sore hari sebelum santo Valentinus akan gugur ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis "Dari Valentinusmu".
    • Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar
      Claudius II, santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka.
Pada kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan keguguran sebagai martir.
  • Hari Valentine pada era modern
    Hari Valentine kemungkinan diimpor oleh Amerika Utara dari Britania Raya, negara yang mengkolonisasi daerah tersebut. Di Amerika Serikat kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 - 1904) dari Worcester, Massachusetts. Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar dan ia mendapat ilham untuk memproduksi kartu dari sebuah kartu Valentine Inggris yang ia terima. (Semenjak tahun 2001, The Greeting Card Association setiap tahun mengeluarkan penghargaan "Esther Howland Award for a Greeting Card Visionary".)

source : Wikipedia